Thursday, April 17, 2025

Rabu, 17 Agustus 2016

TKIPUN BISA JADI DOKTOR


Semula akibat kemiskinan yang melilit keluarganya, dia harus menunda impiannya untuk kuliah.Dia akhirnya nekad mengadu nasib di negeri orang – sebagai pembantu. Tetapi pilihannya ini tidak mudah, awalnya. Tentangan muncul dari mana-mana, utamanya orang tua dan kawan-kawannya, karena “label” TKI yang terlanjur buruk. Namun Nuryati bukanlah sosok yang gampang menyerah.
Dicemooh teman-temannya yang berkata “siswa teladan kok mau jadi pembantu”, anak sulung dari tujuh bersaudara ini tak menjadi kecil hati.

Perempuan kelahiran tahun 1979 ini juga harus berulang kali meyakinkan orang tuanya, yang sejak awal melarangnya pergi karena “khawatir dianiaya majikannya di Arab Saudi”.
Walaupun agak was-was, Nuryati menepis jauh-jauh kekhawatiran seperti itu.
Ambisinya untuk kuliah — dengan biaya sendiri — akhirnya membuat orang tuanya harus “merestui” kepergian anak sulungnya itu.


"Gelar akademik ini saya abdikan untuk para TKI," kata Nuryati Solapari .

Nuryati (37 tahun) berhasil mempertahankan disertasinya berjudul "Penerapan Prinsip Keadilan Sosial Bagi Perlindungan Pekerja migran Indonesia Dalam Pemenuhan Hak Menurut Sistem Hukum Ketenagakerjaan Indonesia" dalam sidang guru besar Fakultas Hukum Unpad yang dipimpin Dekan Fakultas Hukum Unpad Dr An An Chandrawulan SH LLM, di Bandung pada Jumat (12/8).

Sidang tersebut antara lain dihadiri oleh ibunda Nuryati, keluarga, dan mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat.

Nuryati yang lahir di Subang, Jawa Barat, 2 Juni 1979 mengisahkan dia menjadi TKI karena untuk mengumpulkan uang guna membiayai kuliah setelah tamat dari SMA. Ia tamat dari SMA Prisma di Kota Serang, Banteng, sebagai lulusan terbaik.

Ia menjadi pengasuh bayi (babby sitter) pada keluarga di Arab Saudi. Setelah masa kontrak kerjanya selesai pada 2001 dan uangnya cukup untuk untuk masuk perguruan tinggi, dia kembali ke Tanah Air.

Nuryati kemudian kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Serang, Banten. Dalam perjalanan kuliahnya, dia sempat mengisi waktunya juga bekerja di sebuah restoran siap saji.

Setelah meraih gelar S-1, Nuryati kemudian melanjutkan program pascasarjana S-2 ke Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta.

Lulus dari Universitas Jayabaya, Nuryati bekerja sebagai dosen di Fakultas Hukum Sultan Ageng Tirtayasa, sembari menjadi pekerja sosial dalam memberikan advokasi dan pemberdayaan kepada para calon TKI, mantan TKI, dan keluarga TKI.

Ia lalu mengikuti program S-3 di Fakultas Hukum Unpad hingga meraih gelar Doktor.

Nuryati menceritakan suasana haru menyelimuti ketika detik-detik Ketua Sidang Dr. An An Chandrawulan menyatakan dia lulus dengan predikat memuaskan.

Derai air mata Nuryati tak tertahankan. Diceritakan bahwa ibundanya juga tampak menitikkan air mata haru.

Dalam desertasinya, Nuryati menyatakan telah terjadi ketidakadilan bagi pekerja migran di setiap tahapan baik itu pada masa prapenempatan, masa penempatan dan purnapenempatan.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu ada bantuan hukum yang difasilitasi negara dalam setiap tahapan itu, bila memang dibutuhkan oleh TKI.

Walaupun dia menyatakan banyak ketidakadilan bagi TKI namun Nuryati yakin bahwa menyetop penempatan TKI adalah tidak tepat kerena ini menyangkut hajat hidup yang terjadi di kalangan berpendidikan rendah yang hanya bisa menjual jasanya di luar negeri.

"Negara harus hadir agar mereka bisa tetap bekerja ke luar negeri dengan perlindungan negara yang baik," katanya dalam disertasi tersebut.

Menurut Nuryati, bagi perempuan yang bekerja ke luar negeri tidaklah melanggar hukum Islam karena kondisi memaksa akibat suami sangat sulit memiliki pekerjaan atau keluarga yang miskin.

Nuryati Solapari, yang pernah bekerja di negeri "petro dollar" itu pada 1998-2001, meraih gelar Doktor dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung dengan predikat memuaskan.

Semoga jadi bahan inspirasi dan bermanfaat serta bisa diambil hikmahnya bagi kita...

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

PENERIMAAN SISWA BARU

Yayasan Pendidikan Dan Sosial Pondok Pesantren Menerima Pendaftaran Siswa Baru Mulai Pertengahan Mei 2016, Untuk Tahun Ajaran 2016-2017 Jenjang Pendidikan : SMP Berbasis Pesantren Hidayatus Saalikin, Madrasah Aliyah Juga Umum ( SMK-SMA) Dengan ketentuan mentaati dan patuh pada tata tertib Pondok Pesantren...... BACA SELENGKAPNYA
  • PONDOK PESANTREN SALAF, SALAF MODERN, DAN MODERN
    24.04.2016 - 2 Comments
    Pondok Pesantren Hidayatus Saalikin Yang berada di Desa Pembuang Hulu, Hanau Kalimantan Tengah merupakan…
  • Arti Makna dan Hikmah Maulid Nabi Besar Muhammad saw
    23.12.2015 - 0 Comments
    Makna Maulid Nabi yang dalam dunia kita terus diperingati setiap tanggal kelahiran beliau (setiap tanggal…
  • ANTARA PONDOK PESANTREN DAN BOARDING HOUSE SCHOOL
    16.04.2016 - 0 Comments
    Sangat menarik menyikapi dua makna diatas "Pondok Pesantren" dan "Boarding House School", Boarding House…
  • KEBIJAKAN DAPODIK 2016-2017 TENTANG PEMBERIAN NISN
    28.06.2016 - 0 Comments
    Download Surat Edaran Kemdikbud tentang Kebijakan Pengelolaan Data Peserta Didik dalam Pemberian NISN di…
  • PONTREN HIDAYATUS SAALIKIN MELAKUKAN STUDY BANDING KE SMP DARUL HIJRAH PUTRA
    09.01.2016 - 0 Comments
    Dalam Liburan Semester ini Yayasan Pendidikan Dan Sosial Hidayatus Saalikin melakukan Study banding Bersama…
  • Indeks Integritas Ujian Nasional SMP/MTs Meningkat
    12.06.2016 - 0 Comments
    Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hari ini mengumukan Indeks…
  • Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) Lebih Baik, Lebih Baik SBP
    31.12.2015 - 0 Comments
    Sistem pendidikan yang acap kali didengung dengungkan belakangan ini adalah "implementasi pendidikan…