Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menjadi nahkoda dalam
menyusun segala kebijakan terkait pendidikan di Tanah Air.
Kebijakan-kebijakan tersebut tentu bertujuan untuk memajukan pendidikan
serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sayangnya, pergantian menteri dari masa ke masa cenderung identik
dengan pergantian kebijakan. Hal ini tak jarang mengorbankan peserta
didik. Berikut ini beberapa kebijakan Mendikbud yang mendulang kontroversi di tengah masyarakat.
1. Full day school
Full day school saat ini menjadi topik hangat di tengah masyarakat
Indonesia. Konsep full day school merupakan gagasan dari Mendikbud
Muhadjir Effendy yang belum genap sebulan menduduki jabatan tersebut.
Meski masih berupa gagasan dan akan dikaji lebih mendalam, konsep full
day school sudah banyak ditentang oleh berbagai pihak.
Beberapa alasan menolak alasan ini, yakni karena mengurangi waktu
siswa berinteraksi dengan lingkungan luar sekolah, termasuk keluarga.
Padahal, Mendikbud Muhadjir sendiri menegaskan, full day school bukan
berarti belajar seharian, tetapi disertai dengan kegiatan-kegiatan
positif yang sifatnya nonakademis.
2. Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan pegangan bagi sekolah maupun siswa untuk
menjalakan proses belajar mengajar. Pada era Mendikbud Mohammad Nuh,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 diganti dengan kurikulum
2013. Pergantian kurikulum ini pun menuai beragam pro dan kontra.
Apalagi setelah diberlakukan secara masif pada 2014, tepat di akhir
kepemimpinan M Nuh sebagai Mendikbud. Banyak pihak menilai, penerapan
kurikulum 2013 terburu-buru meski Kemdikbud menggelar pelatihan massal
bagi jutaan guru.
Polemik kurikulum 2013 tidak berhenti setelah pergantian menteri.
Ketika Anies Baswedan didapuk menjadi Mendikbud baru, dalam kurun satu
bulan menjabat, Mantan Rektor Universitas Paramadina ini memberi
pembatasan terhadap penerapan kurikulum 2013. Saat itu, sekolah-sekolah
diminta kembali menerapkan KTSP 2006 dengan alasan masih banyak sekolah
belum siap terhadap kurikulum 2013. Padahal, saat itu buku-buku
kurikulum 2013 sudah didistribusikan dan sudah diterapkan setengah tahun
akademis oleh sekolah-sekolah se-Nusantara.
3. Hari pertama sekolah (HPS)
Meski tidak terlalu kontroversial, gerakan mengatar anak di hari
pertama sekolah yang dicetuskan oleh Mantan Mendikbud, Anies Baswedan
ini cukup mencuri banyak perhatian. Para orangtua yang bekerja pun
sempat dibuat bingung terkait izin terlambat ke kantor karena harus
antar anak terlebih dahulu.
Saat itu, Anies mengatakan, orangtua perlu terlibat dalam mengantar
anak ke sekolah. Mereka juga harus berinteraksi dengan para guru
sehingga tidak hanya di hari pertama sekolah. Gerakan tersebut kemudian
turut didukung oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) dan perusahaan swasta lainnya sehingga
orangtua tak perlu khawatir terlambat datang ke kantor masing-masing.
4. Uji kompetensi guru (UKG)
Kebijakan Mendikbud yang tak kalah menuai kontroversi di kalangan
guru, yakni uji kompetensi guru (UKG). Tahun 2015, UKG diikuti oleh
sekira tiga juta guru di seluruh Indonesia. Meski tes wajib ini dijamin
tidak akan dijadikan sebagai tolok ukur kualitas guru, tak sedikit guru
yang resah karena takut tak mampu meraih hasil maksimal. Pada masa
Mendikbud dijabat Anies Baswedan, UKG digunakan untuk pemetaan
kompetensi guru.
0 komentar:
Posting Komentar