PONDOK
PESANTREN HIDAYATUS-SAALIKIN
|
Mesjid Pontren Hidayatus Saalikin |
IDENTITAS
:
- NAMA
PONTREN : HIDAYATUS SAALIKIN
- NAMA
YAYASAN : YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL PONDOK PESANTREN HIDAYATUS SAALIKIN
- TAHUN
BERDIRI : 2004
- NAMA
PIMPINAN/PENGASUH : USTADZ H.A.FAUZI
- NOMOR STATISTIK
PONTREN PADA KANDEPAG : 510062070005
- ALAMAT
PONDOK : JALAN BAKRI ENTONG (SIMPANG TIGA) PEMBUANG HULU KEC.HANAU KAB.SERUYAN
PROV.KALIMANTAN TENGAH
- NO HP
PENGASUH : 081352747184
- NO
TELP/FAX SEKOLAH : 0532-2033004
- E-MAIL
SEKOLAH : ahmadzainalanbiya@gmail.com
A.
Pendiri
Pondok Pesantren Hidayatus-Saalikin :
1. KH. AHMAD
FAUZI AL-BANJARY
2. H. NASRUDIN
3. H. ARBANI
4. M. RUSLI
5. Seluruh
Anggota Majelis Ta’lim Miftahussalam, Kec. Hanau
B.
Pengasuh
Pondok Pesantren Hidayatus-Saalikin :
KH. AHMAD
FAUZI AL-BANJARY (2005 – Sekarang)
C.
Struktur
Pengurus Pondok Pesantren Hidayatus-Saalikin
:
1. Pimpinan/Pengasuh
Pondok Pesantren
-
KH. AHMAD FAUZI AL-BANJARY (Pengasuh)
-
H. DARUL HUDA (Kades Pembuang Hulu)(Pelindung Pondok Pesantren)
-
H. NASRUDIN (Ketua I
Yayasan Pondok Pesantren)
-
H. ARBANI (Ketua II
Yayasan Pondok Pesantren)
-
H. SUHAIMI (Sekertaris
I Yayasan Pontren)
-
M. RUSLI (Sekertaris
II Yayasan Pontren)
-
Ibu Ustadzah AINUN JARIYAH/KHUROTIN, SPd.I
: (Bendahara Yayasan Pontren)
2. Kepala Biro
Pendidikan :
3. Kepala Biro
Keuangan :
4. Kepala Biro
Admisitrasi dan Tata Usaha :
5. Kepala Biro
Kerjasama Kelembagaan :
6. Kepala Biro
Bidang Usaha :
7. Tenaga
Pendidik : Asatidz = 6 ; Asatidzah = 2
8. Tenaga
Kependidikan : 12
D.
Sejarah
Pondok Pesantren
“Hidayatus
Saalikin” adalah nama sebuah pondok pesantren yang berada di sebuah desa
tertinggal, Pembuang Hulu. Yang jaraknya sekitar + 140 km. Dari kota
Sampit, Kotawaringin Timur (KOTIM). Yang letak titik kordinatnya antara
perbatasan kabupaten Pangkalanbun (Kotawaringin Barat) yaitu kecamatan Hanau.
Asal
nama “Hidayatus-Saalikin” adalah sebuah nama yang diambil dari kitab berbahasa
melayu karangan Syeikh Abdussomad
Al-Falanbany yang pernah dipelajari dan diajarkan oleh pengasuh.
Pondok
Pesantren “Hidayatus-Saalikin” mulanya adalah sebuah hutan belantara yang belum
terjamah tangan manusia. Ketika terjadi kerusuhan dikota Sampit pada tahun
2001, maka terjadi pula krisis akhlak dan moral dikalangan masyarakat suku
Dayak, dimana para alim ulama’ banyak yang meninggal sedangkan belum ada
generasi penerusnya yang bisa meneruskan perjuangan para alim ulama’ di kala
itu.
Pada
saat itu pula di kecamatan Hanau yang masih mayoritas penduduknya seratus
persen suku Dayak, mereka merasa gelisah dengan terjadinya kerusuhan di kota
Sampit tersebut. Para generasi muda pada saat itu bingung mencari jatidiri,
apalagi para pemuda di pedalaman Kalimantan Tengah, mereka ingin sekolah yang
berlatar belakang pendidikan agama.
Memang
pada saat itu sudah ada berdiri pesantren-pesantren tapi lokasinya sangat jauh
yaitu di Kalimantan Selatan (Banjarmasin) yang jaraknya lebih dari 500 km. dari
kecamatan Hanau, dan banyak para pemuda yang bersekolah kesana.
Pada
saat itulah timbul pemikiran seorang Ulama’, seorang tokoh masyarakat yang baru
tinggal di Hanau kurang lebih 5 tahun (Ust. H. A. Fauzi) yang sering dipanggil
orang dengan julukan Guru Fauzi untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan
yang bisa menampung para pemuda dari pedalaman yang ingin menimba ilmu walaupun
tanpa dukungan masyarakat Hanau.
Beliau
bersama teman-teman dan murid-murid pengajian (Majelis Ta’lim) mulai membabat
hutan belantara yang masih banyak pohon-pohon besar dan belum pernah dijamah
oleh manusia. Dengan sukarela mereka bergotong royong setiap hari Jum’at dan
hari Minggu.
Kurang
lebih 6 bulan mereka bekerja keras membuka hutan dan mereka juga menyisihkan
sebagian hartanya untuk membangun pondasi Pesantren.
Setelah
kurang lebih 8 bulan membangun pondasi pesantren dengan bangunan seadanya,
akhirnya guru Fauzi menempati bangunan tersebut dengan 8 orang santrinya.
Inilah mula-mula adanya bangunan pesantren dikecamatan Hanau yang membuat resah
masyarakat suku Dayak. Kehadiran pesantren kala itu sangat meresahkan
masyarakat, mereka mengira dengan adanya pesantren akan mengambil semua
murid-murid yang sudah sekolah disekolah-sekolah umum.
Di
tahun pertama, beliau mendapat cercaan dan hinaan, bahkan langsung dihadapan
beliau ada yang melemparkan kata-kata
kotor. Yang intinya beliau tidak pantas hidup di kecamatan Hanau, karena beliau
adalah pendatang dan bukan dari golongan suku Dayak. Apalagi pada waktu itu
guru Fauzi mempunyai peternakan ayam potong dan punya banyak langganan
dikalangan perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang terdapat disekitar kecamatan
Hanau. Pada tahun pertama ini pengasuh mendapat banyak sekali prasangka yang negatif dari masyarakat
sekitar. Mereka menyebarkan isu-isu bahwa guru Fauzi mempekerjakan anak-anak
untuk beternak ayam. Bahkan guru Fauzi menjadi target utama yang harus diusir
dari kampung. Tapi berkat dukungan dari kepala desa dan teman-teman majelis
ta’lim, beliau bisa melewati masa-masa sulit itu. Pengasuh membimbing anak-anak
santrinya untuk beramal ibadah mulai bangun tidur jam 03.00 pagi sampai
menjelang tidur jam 20.45. dengan tidak mengesampingkan masalah dunia, pengasuh
memadukan antara belajar dengan beternak ayam. Bukan itu saja, pengasuh juga
membawa para santri untuk bercocok tanam sayuran untuk keperluan makan mereka
karena lokasi pesantren yang jauh dari kampung (+ 5 km.)
Barulah
ditahun kedua beliau bersama isteri yang berlatar belakang mengajar selama 7
tahun mendirikan sebuah Sekolah Menengah Pertama Hidayatus-Saalikin, tanpa
mengurangi kegiatan pesantren yang ada. Di pagi hari santri-santri belajar
kitab dan disiang hari mereka belajar di SMP serta di malam hari mereka
mudzakarah sampai pukul 20.30.
Pandangan masyarakat tentang pesantren pun mulai luntur dan tidak pernah
lagi kedengaran isu-isu yang tidak baik kecuali segelintir orang yang memang
iri dengki dengan kemajuan pesantren. Apalagi pengasuh langsung yang membimbing
para santri untuk terjun kemasyarakat. Apabila
ada anggota masyarakat yang meninggal, beliau langsung menyuruh para
santri untuk bergiliran menjaga kubur dan membaca Al-Qur’an selama 3 hari 3
malam. Dengan berkat kerja keras pengasuh inilah, akhirnya bupati Seruyan pada
tahun 2009 memberangkatkan haji untuk beliau sebagai penghargaan bapak Bupati
kepada pengasuh.
Dari
pengalaman pengasuh mendirikan pesantren inilah, pengasuh akhirnya mempunyai
tekad yang kuat untuk mewujudkan santri-santri yang handal yang dituangkan
pengasuh pada visi pesantren yaitu : Santri yang mampu menghadapi tantangan
pada perkembangan zaman yang serba bebas, sanggup menjadi benteng dalam
menghadapi aliran sesat dan paham-paham liberalisme.
Dari
visi tersebut, maka pesantren mempunyai misi : 1) melatih para santri untuk
mandiri dan berwiraswasta. 2) mendidik
para santri supaya tekun ibadah dan beramal kebajikan dengan ikhlas. 3) menimbulkan sifat kebersamaan dan
kepedulian terhadap sesama.
Kemudian
pada tahun 2011 ada seorang pejabat (Kepala Kandepag.) dari Pangkalanbun
(Kotawaringin Barat/KOBAR) dengan seorang pejabat dari Kandepag. Jakarta untuk
meninjau SMP Hidayatussaalikin supaya bergabung dengan SBP. Pengasuh dan para
ustadz terkejut kenapa lokasi pesantren ada dalam kabupaten KOBAR, karena
lokasi sebenarnya ikut kabupaten SERUYAN. Bahkan pejabat dari Kandepag Jakarta
tidak kenal dengan kabupaten Seruyan, beliau mengenal Hidayatussaalikin berada
di titik kordinat kabupaten KOBAR.
Dan
sampai saat ini (2014) Pondok Pesantren Hidayatus-Saalikin sudah terdaftar
sebagai Pondok Pesantren yang satu-satunya berada di kawasan kabupaten Seruyan,
serta memiliki jenjang Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pesantren (SMP.BP.),
juga memiliki jenjang Sekolah Madrasah Aliyah yang didirikan oleh Yayasan pada
tahun 2012, dan tetap memberikan pelajaran kitab kuning kepada para santrinya
tanpa mengurangi jam-jam pelajaran di sekolah formal.
E.
Kekhasan
Pondok Pesantren
Motto: “mencetak generasi Islam yang bertaqwa kepada Allah dan
berwawasan agama yang luas, berakhlaqul karimah dan bisa berdakwah dimanapun
berada “:
1.
Keilmuan Agama bidang Fiqh dan Ushul Fiqh
2.
Nahwu dan Shorof (Tashrif)
3.
Kemandirian: Ketahanan Pangan dan wirausaha
F.
Kelembagaan
Pondok Pesantren
1. Pendidikan
Formal:
a). SMP Hidayatus-Saalikin (2006)
b). Madrasah Aliyah
Hidayatus-Saalikin (2013)
2. Usaha
Ekonomi:
a). Peternakan Ayam Potong (2005 – 2012)
b). Peternakan Ikan Tawar (2008-2010)
c). Perkebunan Kelapa Sawit (2010)
d). Depo Isi Ulang Air Minum (2013)
3. Organisasi
Kesiswaan :
a). Osis (2008)
b). Pramuka (2008)
4. Organisasi
Sosial Keagamaan:
a). Majelis Ta’lim
Miftahussalam (1999)
b). Maulid Habsyi Al-Banjary (2005)
c). Fardlu Kifayah / Pengurusan
Jenazah (2009)
d). Pencak Silat (2010)
G.
Sarana dan
Prasarana
1.
Luas Tanah :
300 m²
2.
Luas Bangunan :
200 m²
3.
Masjid :
1 lokal
4.
Gedung Aula
Pertemuan : 1
lokal
5.
Guest Home/Ruang
Menginap Tamu
6.
Majelis para
santri
7.
Gedung Sekolah : 2
Lokal
8.
Lapangan Bola
9.
Kamar Mandi dan
Toilet : 20
Lokal
10.
Asrama putra :
3 Lokal
11.
Asrama putri :
3 Lokal
12.
Ruang Ustadz/
Ustadzah :
3 Lokal
13.
Ruang Guru SMP :
1 Lokal
14.
Rumah pengasuh :
1 Lokal
H.
Kerjasama
Kelembagaan
1.
Kantor Desa
Pembuang hulu (2010)
2.
Kantor Kecamatan
Hanau (2012)
3.
Puskesmas
Hanau (2009)
I.
Prestasi
Kelembagaan
1.
Santri
-
Juara 1
Musabaqah Tilawatil Kutub tingkat Kabupaten th. 2009
-
Juara 2
Musabaqah Tilawatil Kutub tingkat Propinsi KALTENG th. 2010
-
Juara Umum POSPEDA tingkat Kabupaten th. 2011
-
Juara 2 POSPEDA
Tingkat Propinsi KALTENG Tahun 2012
-
Juara 1 Lomba
Pencak Silat tingkat Propinsi KALTENG Tahun 2012
2.
Asatid/Guru
-
1 orang Ustadz
Tahfidz 30 juz
-
1 orang Ustadzah
Tahfidzah 30 juz
3.
Kelembagaan
-
Pondok Pesantren
Percontohan Bidang Pertanian tingkat Kecamatan
J.
VISI, MISI DAN TUJUAN
VISI :
“ Mencetak Generasi yang berahlakul Karimah, Berwawasan Luas serta bisa
berda’wah dimanapun Berada.”
MISI:
- Menyelengarakan kegiatan-kegiatan ibadah dan
amaliyah yang melibatkan santri dan masyarakat sekitar
- Menanamkan akhlaqul karimah melalui pendidikan
dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari
- Menciptakan suasana yang ramah,ilmiah, dan
islamiyah
- Menciptakan lingkungan yang alami, bersih, indah,
aman dan nyaman
- Mengadakan pelatihan dan praktek kerja yang
variatif dan adaptif
- Mengadakan pelatihan tekhologi dan komunikasi
- Menyelenggarakan pendidikan agama dan umum baik
secara formal maupun non-formal
- Melaksanakan Bhakti Sosial dan Aksi Sosial secara
rutin
TUJUAN:
Untuk mengetahui arahdalam pengelolaan Yayasan
Pondok Pendidikan Dan Sosial “Pontren Hidayatus Saalikin ini” ini, maka selain
visi dan misi diatas juga perlu direncanakan secara matang tujuan pendirian
Yayasan ini. Adapaun tujuan pendirian Yayasan Pendidikan Dan Sosial Hidayatus
Saalikin” adalah:
1. Memuliakan anak-anak Yatim-Piatu dan kamu
Dhu’afa’, tapi tidak memanjakan
2. Mencetak manusia yang memiliki iman teguh dan
menguasai Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
3. Mencetak manusia yang memiliki kepekaan sosial
tinggi dan peduli lingkungan
4. Membentuk pribadi yang tawadhu’ , berakhlaq
mulia dan ramah
5. Membentuk manusia yang dewasa , bijaksana,
cerdas dan berwawasan luas
6. Mencetak pribadi manusia yang cakap dan
terampil
7. Menghidupkan, melestarikan, dan mengembangkan
budaya yang Islami
8. Mengangkat / meningkatkanperekonomian
masyarakat sekitar dan kaum dhu’afa’.
SASARAN:
Sebagaimana nama dari
lembaga ini yaitu berupa Yayasan, maka lembaga ini bersifat sosial dan terbuka untuk semua
kalangan. Artinya, seluruh masyarakat mempunyai kesempatan untuk bergabung dan
belajar dalam yayasan ini. Akan tetapi yayasan ini akan lebih memperhatikan dan
memperioritaskan kepada anak Yatim-Piatu dan dhu’afa’ yang potensi untuk
dididik dalam sekolah formal dan madrasah serta akan di bimbing dan di latih dengan
keterampilan dan praktek kerja sekolahmereka benar-benar merasakan dan
mengalami kehidupan yang sebenarnya di tengah masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar