Kamis, 24 Desember 2015

MENDIDIK ANAK TIDAK CUKUP DENGAN MENYEKOLAHKAN

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, begitulah peribahasa mengatakan. Bisa diartikan bahwa karakter anak tidak jauh dari orang tuanya. Maka dalam perkembangan anak orang tualah yang memiliki peranan paling penting. Dalam banyak hal lingkungan berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dan lingkungan yang paling utama bagi anak-anak adalah dirumah yaitu bersama dengan orang tua mereka.

Seorang anak dalam perkembangannya tidak langsung mengenal lingkungan sekitarnya sendiri, melainkan butuh pendidikan dari keluarga, pendidikan formal dan juga pendidikan masyarakat yaitu lingkungan yang lebih luas lagi di mana dia tinggal.

Anak-anak suka meniru apa yang dia lihat, maka sering kali tanpa disadari perilaku orang tua menurun kepada anak-anak mereka. Contohnya ibu yang sering menari dihadapan anaknya, pasti sang anak akan mencoba melakukan apa yang sang ibu lakukan, di zaman sekarang di mana teknologi berkembang sangat pesat banyak orang tua yang asyik menggunakan gawai dihadapan anak, maka sang anak pun akan meniru sikapnya. Tak aneh jika saat ini banyak anak-anak yang baru berusia 2 tahun sudah mahir bermain game di gawai.

Selain itu banyak kita mendengar kasus anak usia SD, SMP yang hamil bersama pacarnya, secara logika hal itu tidak mungkin terjadi karena masih dibawah umur. Namun, lingkungan yang telah membentuk mereka seperti itu. Misalnya dari tontonan TV di rumah, sang anak disuguhi adegan-adegan orang dewasa, tontonan yang menyajikan indahnya berpacaran dan sebagainya. Banyak pula anak usia sekolah yang melakukan tawuran, melakukan tindak kriminal lainnya seperti mencuri, merampok bahkan membunuh hanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mungkin orang tua mereka bukan mencuri, bukan perampok dan bukan pembunuh tapi dalam hal ini pasti ada yang kurang dalam hal mendidik. Bisa saja pendidikan secara formal nya terpenuhi namun kurang mendapat kan kasih sayang dari orang tua nya. Atau masalah ekonomi dan tuntutan dari orang terdekat untuk dapat membantu mencari nafkah demi menyambung kehidupan pribadinya. Sangat banyak faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak namun tetap menurut saya peran orang tualah yang paling berpengaruh.

Lalu apa jadinya jika orang tua salah dalam mendidik anak?

Siklus kehidupan manusia dimulai dari balita, anak-anak, remaja lalu dewasa. Jadi jelas bahwa orang-orang dewasa yang saat ini ada merupakan anak-anak dimasa lalu. Begitupun pemimpin dimasa mendatang akan lahir dari anak-anak yang ada dimasa sekarang. Maka menjadi tugas semua orang tua untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin yang amanah dimasa mendatang.

Peran orang tua dalam mendidik anak bukan hanya sekadar menyekolahkan mereka disekolah favorit, bukan hanya sekadar menyenangkan anak dengan membelikan barang-barang yang sang anak inginkan, tapi lebih dari itu. Sebagai orang tua perlu metode yang baik dalam mendidik anak dan metode yang baik adalah metode yang sudah terbukti hasilnya. Maka metode pendidikan yang dibangun oleh Rasulullah tak diragukan lagi, jika dari lingkup yang terkecil dalam sebuah mayarakat yaitu keluarga sudah terbentuk karakter-karakter unggul maka akan mudah membangun masyarakat madani dan membentuk sebuah negara dengan generasi-generasi penerus yang memiliki sikap dan akhlak mulia.

Dimasa Rasulullah membangun pola kehidupan masyarakat yang beradab, dimulai dari mendidik anak-anak Rasulullah kemudian keluarga, sahabat serta masyarakat sekitar. Karakter yang dibangun diantaranya dari sisi kemanusiaan, keagamaan serta toleransi antar masyarakat.

Dari sisi kemanusiaan penulis mengartikan bahwa sejak kecil anak-anak perlu diajarkan bagaimana bersikap sesuai dengan fitrahnya hal ini sudah tercantum dalam Al-Qur’an QS. Ar-Rum ayat 30 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah di atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah tersebut. Tidak ada perubahan terhadap fitrah Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." Jika ini sudah tertanam dalam pikiran sang anak maka anak akan mudah menerima kebaikan yang datang dari Allah melalui perantara nasihat orang tua atau orang-orang disekitar  yang mendidiknya. Karena ajaran yang dibawa oleh Rasulullah sesuai dengan fitrahnya manusia dan mampu diterima secara logika.

Jika manusia sudah mampu bersikap sesuai fitrahnya tidak akan ada lagi pelajar yang saat ulangan mencontek, tidak ada lagi pejabat publik yang korupsi, tidak ada lagi kasus perampokan, tidak ada lagi kejahatan-kejahatan lainnya. Karena manusia lahir dalam keadaan yang suci dan jauh dari nilai-nilai negatif.

Orang tua yang paham bahwa anak-anak yang mereka hasilkan saat ini akan menjadi generasi penerus dimasa mendatang akan berusaha semaksimal  mungkin untuk menjadikan anak-anak mereka anak-anak dengan akhlaq terbaik.

Selanjutnya adalah pengajaran keagamaan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat, dengan berbagai macam suku bangsa, bahasa serta agama. Maka tak jarang muncul perselisihan karena merasa didiskriminasi atau masalah lainnya yang mungkin saja timbul. Dari itu sangat penting mengajarkan secara menyeluruh tentang akhlak dalam beragama. Islam mengajarkan keseimbangan, seimbang antara kehidupan di dunia dan bekal untuk kehidupan di akhirat. Dengan keseimbangan inilah hidup manusia akan menjadi lebih terarah. Dengan penanaman nilai-nilai spiritual kepada anak sejak usia dini, anak akan tumbuh dengan nilai-nilai positif dalam dirinya.

Ketidakamanan yang terjadi saat ini di Indonesia salah satunya disebabkan oleh perbedaan agama. Pemahaman ajaran agama yang berbeda sering menimbulkan keresahan dalam hal ibadah dari tiap-tiap agama. Misalnya tokoh masyarakat di Papua yang sempat melarang dikumandangkannya adzan di masjid, atau keresahan umat Kristiani saat merayakan ritual keagamaan karena kasus ledakan bom di gereja yang pernah terjadi. Hal ini sungguh bukan suatu hal yang diajarkan oleh Rasulullah. Karena perbedaan tersebut datang dari Allah jadi sudah sepantasnya kita bersikap sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah dalam hal menyikapi sebuah perbedaan.

Konsep berikutnya adalah menciptakan toleransi dalam kehidupan masyarakat, dengan adanya sikap toleransi akan tercipta hubungan yang baik antara satu orang dengan yang lainnya. Islam sangat menghargai perbedaan. Sehingga siapapun akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama.

Umar Abdul Aziz Quraisyi mengatakan bahwa dasar-dasar inilah yang membangun sikap toleransi umat Islam diantaranya  dasar nilai-nilai keluruhan sebagai sesama manusia, baik dari perbedaan agama, etnis, dan kebudayaan, Dasar pemikiran bahwa perbedaan agama merupakan kehendak Allah. Dasar pemikiran bahwa kaum Muslim tidak berhak sedikit pun untuk menjustifikasi kecelakaan mereka yang berlainan keyakinan selama di dunia, karena hal itu merupakan hak prerogatif Allah di akhirat kelak dan terakhir adalah pemikiran bahwa Allah memerintahkan manusia untuk berbuat adil dan berakhlak mulia, meskipun terhadap mereka yang berlainan agama.

Dengan penerapan dasar-dasar yang tepat dalam mendidik, anak akan tumbuh menjadi remaja yang berkepribadian baik dan akan menjadi generasi perubahan bagi suatu bangsa. Memang tidaklah mudah menciptakan sebuah negara khilafah seperti yang pernah terjadi dimasa Rasulullah serta para sahabat, namun dengan terciptanya keluarga kecil yang berakhlak akan lahir generasi-generasi Rabbani yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju. Karena sejarah sudah berhasil membuktikan kejayaan umat Islam selama 13 abad. Yaitu sejak pemerintah Rasulullah hingga khilafah Turki Utsmani.

Dari itu marilah mulai membangun Negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghafūr dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga, dan mulailah membangun keluarga dengan mendidik anak sesuai dengan yang Rasulullah ajarkan.

0 komentar:

Posting Komentar

PENERIMAAN SISWA BARU

Yayasan Pendidikan Dan Sosial Pondok Pesantren Menerima Pendaftaran Siswa Baru Mulai Pertengahan Mei 2016, Untuk Tahun Ajaran 2016-2017 Jenjang Pendidikan : SMP Berbasis Pesantren Hidayatus Saalikin, Madrasah Aliyah Juga Umum ( SMK-SMA) Dengan ketentuan mentaati dan patuh pada tata tertib Pondok Pesantren...... BACA SELENGKAPNYA